Topik akhir zaman dan tanda-tanda zaman senantiasa menarik perhatian umat Kristen dari sejak dahulu kala. Bahkan, para penulis Perjanjian Baru memahami bahwa Tuhan Yesus akan datang segera. Hal ini mungkin menyebabkan para penginjil awam pada periode awal gereja begitu bersemangat untuk menyaksikan kebangkitan Yesus Kristus dan penebusan dosa yang diberikan oleh Tuhan.
Bagaimana dengan gereja saat ini? Tentu ada yang menyambut topik-topik ini dengan antusiasme yang berlebihan, bahkan isyu seperti chips dan lain-lain sudah akrab di telinga kita. Namun, secara umum boleh dikatakan bahwa banyak pimpinan gereja kurang peka untuk mempersiapkan umat mereka untuk menyambut kedatangan Sang Raja di Atas Segala Raja kali kedua.
Edisi Jurnal Amreta ke-3 ini mengangkat topik eskatologi dalam perspektif Pentakostalisme. Namun dari keenam tulisan yang dimuat, tidak ada pembahasan standar seperti kuda putih dan lain lain, yang sudah banyak diulas dalam kesempatan lain. Gani Wiyono membahas tentang eskatologi pada periode awal Pentakostalisme. Jessica Novia Layantara membaca ulang kerangka berpikir dispensasionalisme, seraya mengajukan usulan untuk postmilenialisme yang bersyarat. Silwanus Gabriel membahas makna perjamuan makan dalam konteks Pentakostalisme Klasik (Mazmur 23:5a). Dan Bambang Noorsena membahas seputar pemaknaan Dajjal dari sudut epistemologi maupun eskatologi.
Christianto justru ingin menekankan betapa masih banyak hal yang perlu dibenahi dalam Gereja sebagai Tubuh Kristus, sebelum kita dilayakkan untuk menyambut Sang Raja.

DOI: https://doi.org/10.54345/jta.v2i1

Published: 2021-11-05