Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta
Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti, Malangen-USJurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)2599-3100Analisis Posmodernisme Jean-Francois Lyotard dalam Khotbah Masa Kini
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/83
<p>Karya tulis ini memuat hasil analisis pengaruh posmodernisme berdasarkan teori Jean Francois Lyotard dalam lingkup khotbah-khotbah masa kini. Hal ini dilatarbelakangi oleh <br />pergeseran paradigma mengenai kebenaran dan minat terhadap khotbah-khotbah di gereja. Fenomena ini digambarkan sebagai akibat dari era postmodern. Bagi Lyotard, posmodernisme merupakan perubahan status ilmu pengetahuan yang menolak legitimasi metanarasi. Alkitab sebagai sumber kebenaran khotbah merupakan metanarasi Kristen. Sehingga, khotbah masa kini tidak terlepas dari pengaruh posmodernisme. Melalui proses analisis dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif non-eksperimental dengan metode studi pustaka, ditemukan bahwa posmodernisme menurut teori Lyotard berdampak pada khotbah-khotbah masa kini. Dampak itu tidak mencakup status kebenaran Alkitab, melainkan dalam pergeseran makna, fragmentasi narasi, dan permainan bahasa yang terkandung dan digunakan dalam pemberitaan khotbah-khotbah masa kini.</p> <p> </p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This paper contains the results of an analysis of the influence of postmodernism based <br />on the theory of Jean-Francois Lyotard in the scope of today’s sermons. This is motivated by a <br />paradigm shift regarding the truth and interest in sermons in the church. This phenomenon is <br />described as a result of the postmodern era. For Lyotard, postmodernism is a change in the status <br />of science that rejects the credibility of metanarrative legitimacy. The Bible as a source of <br />preaching the truth is Christian metanarrative. Thus, today’s preaching can’t be separated from <br />the influence of postmodernism. Through the analysis process using a non-experimental qualitative <br />research methodology with a literature study method, it was found that postmodernism according <br />to Lyotard's theory has an impact on today's sermons. The impact does not change the status of <br />Bible truth, but in a shift in meaning, narrative fragmentation, and language game that is <br />contained and used in the preaching of today's sermons</p>Triyogo SetyatmokoPriscilla Doani Sari Pangayouw
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-056111310.54345/jta.v6i1.83Kajian teologis PAROUSIA dan implikasinya bagi Jemaat EBENHAEZER OMU
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/91
<p>Jemaat Ebenhaezer Omu Klasis Sulawesi Tengah masih timbul kesalahpahaman tentang pengertian Parousia. Banyak para jemaat yang menjabarkan dan menganggap jika Yesus datang untuk tahap kedua dijadikan sarana manusia untuk menebus dosa kembali. Metode penelitian yang dimanfaatkan yakni pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini data dikumpulkan memanfaatkan teknik studi kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Parousia adalah sebuah situasi kristologi, tetapi sayangnya banyak dari jemaat yang masih bingung tentang hal ini, situasi ini semakin parah dengan hidup semi post modern yang sudah campur aduk dengan budaya sekularisme hingga membuat banyak jemaat ragu-ragu dan memiliki sikap skeptis. Jika saat ini kehidupan kita tidak ada hubungannya dengan Tuhan Yesus Kristus maka mustahil di masa depan kita mempunyai hubungan juga dengan Yesus Kristus (2 Tes. 1:8-9). Dalam Filipi 3:20-21 juga tersirat mengenai harapan Paulus, jika kewarganegaraan bagi orang yang beriman yaitu kerajaan surga. Beriringan dengan hal tersebut maka orang beriman yang masih hidup akan bersama-sama diangkat dan dibangkitkan untuk menyambut Tuhan di angkasa “sesudah kejadian itu manusia yang beriman yang masih hidup dan tinggal maka bersama-sama akan diangkat dan menyambut Tuhan di angkasa dan mereka akan seumur hidup dan abadi bersama dengan Tuhan Yesus Kristus (1 Tes. 4:17).</p>elionora fransiska Ellentapingku
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-0561143510.54345/jta.v6i1.91TINJAUAN TERHADAP TEORI KENOSIS MENURUT FILIPI 2:6-8 DAN PERMASALAHANNYA
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/99
<p>Kenosis sering menjadi bahan perdebatan para ahli teologi. Namun fakta Alkitab menyatakan bahwa Dia tidak pernah menganggap kemuliaan, yaitu rupa Allah sebagai sesuatu yang berharga yang harus dipertahankan sampai mengingkari. "mengosongkan". Ekenosen dalam ayat ini merupakan kata kerja orang ketiga tunggal yang berbentuk indikatif aorist aktif. Yang merujuk kepada kata, kosong. Dalam kenosis-Nya, Ia menjadi sama seperti manusia, Dia menjadi sama seperti manusia. Ungkapan ini menekankan kemiripan yang Dia miliki dengan semua manusia, tetapi tidak menuntut kecocokan sempurna dengan setiap manusia. </p>sarce sa'dan
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-056110.54345/jta.v6i1.99MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS GEREJA DALAM PARTISIPASI PELAYANAN JEMAAT DI ERA DIGITALISASI
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/84
<p>Abstrak<br />Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini semakin besar pula tanggung jawab dan tuntutan kita pada zaman saat ini. Apalagi dengan terus berkembangnya teknologi digital yang pada saat ini bisa diakses oleh semua kalangan umur baik anak-anak, orang tua, sampai dengan lansia. Perkembangan teknologi digital saat ini kebanyakan menjadi tempat orang-orang mencari tau apa yang mereka inginkan hanya dengan mengoperasikan gadget mereka masing-masing. Dari hal tersebut gereja harus melihat bahwa hal ini merupakan suatu tantangan bagi gereja, bagaimana gereja bisa menjadi lebih produktif dengan perkembangan era digitalisasi tersebut dan bisa menjadi suatu sarana pelayanan gereja menjadi lebih baik lagi atau lebih produktif lagi agar pertumbuhan gereja akan semakin berkembang lagi dan semakin produktif lagi. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi perpustakaan melalui buku-buku serta artikel dan jurnal. Tujuan dalam penulisan ini adalah penulis berharap gereja-gereja di Indonesia terus dapat berproduktivitas dengan aktif dan baik dalam pelayanan dan dapat terus berkembang di era digitalisasi yang di mana juga ikut terus berkembang sehingga pertumbuhan gereja-gereja di Indonesia juga ikut bertumbuh di dalam Tuhan. Kesimpulan dari penulisan ini adalah bahwa semua gereja yang ada di dunia ini harus terus berproduktif dalam setiap perkembang teknologi khususnya dalam era digital ini yang bisa dapat digunakan dalam pelayanan gereja sehingga pertumbuhan gereja-gereja akan terus semakin produktif.</p> <p>Abstract<br />Along with the development of the times at this time the greater our responsibilities and demands at this time. Especially with the continued development of digital technology, which at this time can be accessed by all ages, both children, parents, to the elderly. Which is where the development of digital technology today is mostly a place where people find out what they want just by operating their respective gadgets. From this the church must see that this is a challenge for the church, how the church can become more productive with the development of the digitalization era and can become a means of church service to be better or more productive so that church growth will continue to grow and become more productive again. In this writing, the author uses descriptive qualitative research methods, data collection techniques carried out are library studies through books as well as articles and journals. The purpose of this paper is that the author hopes that churches in Indonesia will continue to be actively and well productive in their services and can continue to grow in the era of digitalization which also continues to grow so that the growth of churches in Indonesia also grows in God. The conclusion of this paper is that all churches in the world must continue to be productive in every technological development, especially in this digital era that can be used in church services so that the growth of churches will continue to be more productive.</p> <p> </p> <p> </p>Yosepend Simanjuntak
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-056110.54345/jta.v6i1.84Gereja Analog (Analog Church) -- oleh Jay Y. Kim
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/87
<p>Menurut penuturan beliau, Jay Y. Kim melayani lebih dari 15 tahun sebagai</p> <p>gembala di berbagai gereja lokal di area Silicon Valley yang terkenal</p> <p>sebagai basis banyak perusahaan teknologi terkemuka. Yang menarik</p> <p>adalah, beliau bukannya mempromosikan gawai terkini, atau pengalaman</p> <p>realitas virtual, namun memberikan penekanan pada perlunya pengalaman</p> <p>nyata dalam bergereja sebagai Tubuh Kristus.</p>Victor Christianto
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-0561137141Resensi: Sweeter than Honey, by Loris Demarco
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/100
<p>Kisah-kisah dalam Alkitab bahkan juga sepanjang sejarah Kekristenan di <br />manapun, diwarnai dengan orang-orang biasa yang atas kemurahan Tuhan <br />dapat melakukan hal-hal yang luar biasa. Demikian pula dengan bu Loris <br />Demarco ini, saya kira di mata banyak orang lainnya mungkin tampak <br />seperti ibu rumah tangga biasa. Yang luar biasa di sini adalah passion<br />beliau untuk mendalami bahasa Ibrani, khususnya studi kata dan <br />latarbelakang budaya dan akarkata di balik kata-kata dalam Alkitab.</p>Victor Christianto
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-0561142143Kisah singkat hamba-hamba yang dimerdekakan oleh Kristus
https://jurnal.sttsati.ac.id/index.php/amreta/article/view/88
<p>Menyitir dari tulisan Ebenhaizer Nuban Timo di <em>Jurnal Ledalero</em>, Vol. 12 no. 2,</p> <p>2013, antara lain sebagai berikut: “Untuk hidup sebagai gereja di Asia adalah</p> <p>tugas yang sangat rumit. Asia adalah rumah bagi beberapa agama besar,</p> <p>termasuk Kristen.” Namun demikian, kami bertujuh yang dipertemukan oleh Bapa di surga, terpanggil untuk bersama-sama menjalani panggilan sebagai umat percaya untuk</p> <p>menjadi garam dan terang, setidaknya melalui keunikan profesi kami masing</p> <p>masing. Karena kami percaya, justru melalui profesi tersebut Tuhan ingin kami</p> <p>percaya, dan itulah panggilan (<em>vocare</em>) kami dalam dunia yang rindu akan berita</p> <p>kabar baik dalam konteks masing masing.</p>Sori Tjandrah SimbolonIsak SuriaKasan SusiloSaor R.S.S.S. PanjaitanVictor ChCaecilia TitinElisabeth Pryor
Copyright (c) 2022 Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100)
2022-12-052022-12-0561116135