Konsep tentang Tuhan dan Keterpautan Model Relasi dengan Tradisi Kristiani dalam Upacara Wuat Wa’i Orang Manggarai

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Heribertus Solosumantro
Eugenius Besli
Thomas K. Sahputra

Abstract

Abstract


This paper is a qualitative descriptive that explains the concept of God and the linkage of the relationship model with the Christian tradition in the wuat wa'i ceremony of the Manggarai people. The view of God as the highest being in the life of the Manggarai people reveals a reality of life between human faith and God the Creator and Ruler, the God who is involved and the eternal God. The dynamics of the life of the Manggarai people who adhere to local traditions and the influence of the Church link the situation where the Manggarai people place an intimate relationship with God the Universe. The results of writing using qualitative methods show that there are several concepts of the Manggarai people about God found in the wuat wa'i ceremony: God is the creator and ruler, God who is involved and God who is eternal. Furthermore, there are two relationship models that build the Manggarai Community in the wuat wa'i ceremony: Symbolic relations and the concept of Mediatorship. It was also found that the view that explains the symbols shows the relationship of the unity of life experience through the concept of mediatorship between the power of God and the struggle of the Manggarai people to find the God of the Manggarai people through rites that are carried out collectively. Thus, the wuat wa’i ritual of the Manggarai people underlines the power of immanence that enlightens the hearts and minds of humans in their journey to find God in the concepts and relationships that are built.


Keywords: God, Wuat Wa’i, Christian Tradition, Manggarai.


 


 


Abstrak


Tulisan ini merupakan deskriptif kualitatif yang menjelaskan konsep tentang Allah dan keterpautan model relasi dengan tradisi Kristiani dalam upacara wuat wa’i orang Manggarai. Pandangan Allah sebagai wujud tertinggi dalam kehidupan orang Manggarai mengungkapkan suatu realitas kehidupan antara iman manusia dengan Allah Pencipta dan Penguasa, Allah yang terlibat dan Allah yang abadi. Dinamika kehidupan orang Manggarai yang berpegang pada tradisi lokal dan pengaruh Gereja menautkan situasi tempat orang Manggarai menaruh relasi yang intim dengan Allah Semesta. Hasil penulisan dengan penggunaan metode kualitatif menunjukkan bahwa ada beberapa konsep orang Manggarai tentang Tuhan yang ditemukan dalam upacara wuat wa’i: Allah adalah pencipta dan penguasa, Allah yang terlibat dan Allah yang abadi. Lebih lanjut, terdapat dua model relasi yang membangun Masyarakat Manggarai dalam upacara wuat wa’i: Relasi simbolik dan konsep Kepengantaraan. Ditemukan juga bahwa pandangan yang menjelaskan simbol-simbol menunjukkan relasi persatuan pengalaman hidup lewat konsep kepengantaraan antara kekuatan Allah dan perjuangan orang Manggarai menemukan Allah orang Manggarai lewat ritus-ritus yang dilakukan secara kolektif. Dengan demikian, ritus wuat wa’i orang Manggarai menggarisbawahi kekuatan imanensi yang mencerahkan hati dan pikiran manusia dalam perjalanannya menemukan Allah dalam konsep dan relasi yang dibangun.


Kata Kunci: Allah, Wuat Wa’i, Tradisi Kristiani, Manggarai.


 

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Agusta, Ivanovich. “Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif”. Akademia, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian. Bogor 27 (10). 2003.
  2. Jebadu, Alex. Bukan Berhala Penghormatan Kepada Para Leluhur. Maumere: Penerbit Ledalero. 2009.
  3. Kirchberger, Georg. Allah Menggugat sebuah Dogmatik Kristiani. Maumere: Penerbit Ledalero. 2007.
  4. Ndung, Yustina. Ruku D’itet Manggarai Etos dan Spirit Hidup Orang Manggarai. Malang: Penerbit dan Percetakan Universitas Malang. 2019.
  5. Nggoro Adrianus, Marselus. “Filosofi Wuat Wa’i Budaya Manggarai dari Perspektif Demokrasi Pancasila” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Vol. 7, No. 1, Ruteng: Januari. 2014.
  6. Papu, Hilda. “Proses Upacara Teing Hang Kepada Nenek Moyang Ditinjau dari Nilai-Nilai Pancasila pada Masyarakat Desa Bangka Lelak Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai”. Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. 2018.
  7. Prabaningrum, Dwi Pujianingtyas. “Thomas Aquinas Biografi dan Pemikirannya”, STKIP PGRI Pacitan. 2021.
  8. Regus, Max dan Kanisius Teobaldus Deki (eds.). Gereja Menyapa Manggarai, Menghirup Keutamaan Tradisi, Menumbuhkan Cinta, Menjaga Harapan: Satu Abad Gereja Manggarai-Flores. Jakarta: Parrhesia. 2012.
  9. Selatang, Fabianus. “Membingkai Relasi Orang Hidup dan Mati Melalui Tradisi Lisan Upacara Teing Hang” Jurnal Studi Budaya Nusantara Vol. 4, No.1 (57-66). 2020.
  10. Selatang, Fabianus. Membaca Upacara Teing Hang Kepada Leluhur dalam Budaya Manggarai (Tinjauan Antropologis-Teologis). Volume 2. Malang: Sekolah Tinggi Pastoral-Yayasan Institut Pastoral Indonesia Malang. 2021.
  11. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. 2013.
  12. Susanto, Erwin, Dewa Nyoman Wija Astawa dan I Wayan Kandia. “Proses Upacara Teing Hang Ditinjau dari Nilai-Nilai Pancasila dan Implikasinya Pada Masyarakat Desa Racang” jurnal.ikipsaraswati.ac.id.
  13. Wahab, M. Husein A. “Simbol-Simbol Agama” Jurnal Substantia. Vol 12, No. 1, April. 2011.
  14. Hasil Wawancara Via Telepon dengan Aleks Gehat. Tokoh Adat Kampung Lungar. Satar Mese. 28 Maret 2022.
  15. Hasil Wawancara Via Telepon dengan Bapak Daminus Jehaman. Tua adat gendang Lelak, Satar Mese. 27 Maret 2022.
  16. Hasil Wawancara Via Telepon dengan Bapak Paulus Garing. Tua adat gendang Cako, Satar Mese. 27 Maret 2022.
  17. Hasil Wawancara Via Telepon dengan Bapak Yosep Mba. Tua adat gendang Lelak. 25 Maret 2022.
  18. Hasil Wawancara Via Telepon dengan Rm. Inosensius Sutam, Dosen Unika St. Paulus Ruteng, pada 27 Maret 2022.