Dalam lanskap keagamaan Indonesia yang kaya dan beragam, Pentakostalisme telah menjadi salah satu aliran yang bertumbuh. Dengan karakteristik ibadah yang penuh semangat, penekanan pada pengalaman pribadi dengan Roh Kudus, dan misi penjangkauan yang dinamis, Pentakostalisme telah memberikan kontribusi signifikan dalam dinamika sosial dan keagamaan bangsa. Namun, di tengah pluralitas agama dan kepercayaan di Indonesia, penting bagi umat Pentakosta untuk menempatkan iman mereka dalam konteks kebangsaan yang lebih luas. Moderasi beragama menjadi kunci dalam menjaga harmoni dan toleransi antarumat beragama, sekaligus memastikan bahwa praktik keagamaan Pentakosta tetap relevan dan berkontribusi positif bagi masyarakat Indonesia.

Artikel-artikel yang terpilih dalam edisi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dapat diimplementasikan dalam kehidupan umat Pentakosta, tanpa mengkompromikan keyakinan mereka. Kami berupaya menerbitkan artikel-artikel yang membahas berbagai aspek, mulai dari pemahaman teologis tentang moderasi beragama dalam perspektif Pentakostalisme, hingga praktik-praktik konkrit yang dapat dilakukan oleh umat Pentakosta untuk mewujudkan moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kami juga akan mengkaji tantangan dan peluang yang dihadapi oleh umat Pentakosta dalam berinteraksi dengan umat beragama lainnya di Indonesia.

 

Editorial

In Indonesia’s rich and diverse religious landscape, Pentecostalism has become one of the quite fast growing denominations. Characterized by passionate worship, an emphasis on personal experience with the Holy Spirit, and an active outreach mission, Pentecostalism has made significant contributions to the nation’s social and religious dynamics. However, amidst the plurality of religions and beliefs in Indonesia, it is important for Pentecostals to place their faith in a broader national context. Religious moderation is key to maintaining harmony and tolerance among religious communities, while ensuring that Pentecostal religious practices remain relevant and contribute positively to Indonesian society.

Articles in this edition aim to explore how the values ​​of religious moderation can be implemented in the lives of Pentecostals, without compromising their beliefs. We will discuss in this edition various aspects, from theological understanding of religious moderation from a Pentecostal perspective, to concrete practices that Pentecostals can do to realize moderation in their daily lives. In addition, we will also examine the challenges faced by Pentecostals in interacting with other religious communities in Indonesia.

 

Note:

Mulai edisi Vol. 8 No. 1, Desember 2024 ini, Editor Kepala Jurnal Amreta beralih kepada Bung Han Kurniawan, MTh. Selamat dan semoga Jurnal Teologi Amreta terus menjadi berkat.

Tim Editor Jurnal Teologi Amreta

 

DOI: https://doi.org/10.54345/jta.v8i1

Published: 2024-11-17