Memahami Efesus 5:1-21 dalam Upaya Hidup Berpadanan dengan Panggilan Orang Percaya di tengah "Serigala"

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Kristien Oktavia
Yonatan Alex Arifianto

Abstract

Kesadaran akan identitas sebagai orang Kristen harus dipertahankan  sebab setiap orang percaya mendapat tantangan untuk mengabdi dan hidup dalam ketaatan kepada Allah. Pola hidup orang percaya juga berkaitan dengan posisi. Sebagaimana banyak orang percaya lupa akan identitas dirinya sebagai pembawa terang dan anak-anak Allah. Melalui kualitatif deskriptif dapat menemukan kajian biblikal tentang pola hidup yang berpadan dengan posisi orang percaya sebagai tujuan dari penulisan ini yang mana dapat disimpulkan sebagai berikut:  Posisi sebagai anak kekasih yang diaplikasikan berjalan dalam kecintaan  kepada ilahi atau berjalan dalam pengabdian kepada Allah secara terus-menerus. Kedua posisi sebagai orang kudus berarti tidak bisa disesatkan karena tidak bergaul atau berkawan untuk mengabdosi pangajaran sesat. Selanjutnya posisi sebagai anak terang dimana  orang percaya berjalan dalam kehendak Tuhan sehinga orang percaya semakin mencintai Tuhan dan berdampak bagi sesama. Lalu posisi sebagai orang arif memiliki makna harus memperhatikan karakter hidup yang berjalan dengan kebenaran Tuhan. Posisi tersebut harusnya melekat kepada Orang percaya sebagai pertanggungjawaban hidup yang berpadan dengan posisi.


Abstract:


The awareness of identity as a Christian must be maintained because every believer is challenged to serve and live in obedience to God. The lifestyle of the believer also has to do with position. As many believers forget their identity as a light bearer and children of God. Through descriptive qualitative one can find a biblical study of life patterns that are compatible with the position of believers as the purpose of this writing which can be concluded as follows: The position as a lover's child that is applied runs in love to the divine or walks in continuous devotion to Allah. The second position as a saint means that he cannot be misled by not associating or making friends to abstain from heretical teachings. Furthermore, the position of being a child of light is where believers walk in God's will so that believers love God more and have an impact on others. Then the position as a wise person has the meaning of having to pay attention to the character of life that runs with God's truth. This position should be attached to the Believer as a life accountability that matches the position

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Alden, Robert. Perilaku Yang Bijaksana Tafsiran Amsal Salomo. Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991.
  2. Barclay Newman J. Greek Lexical Dictionary Of The New Testament. Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1993.
  3. Caram, Paul G. Kekristenan Sejati. Jakarta: Voice Of Hope, 2007.
  4. David Alan Black. Learn to Read Testament Greek. America: Published by B&H Publishing Group Nashville Tennessee, 2009.
  5. Dewi, Dwi Indarti Hutami, and Setiya Aji Sukma. “Cinta Lingkungan Sebagai Implementasi Nilai Karakter Religius: Suatu Perspektif Berdasarkan Efesus 5:1-21.” Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan 4, no. 1 (2020): 1–18.
  6. Dwiraharjo, Susanto. “Persembahan Yang Hidup Sebagai Buah Dari Pembenaran Oleh Iman Menurut Roma 12: 1-2.” PRUDENTIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 1, no. 1 (2018): 1–24.
  7. Friberg, Barbara Timothy. Analytcal Lexicon To The Greek New Testament. Grand Rapids: Baker, 2000.
  8. Gingrich, F. Wilbur. Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed. Chicago: University of Chicago Press, 1983.
  9. Guthrie, Motyer, and Stibbs. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu. Jakarta: YAyasan Bina KAsih/OMF, 2001.
  10. Horne, Herman H. Teaching Techniques of Jesus. Oklahoma City: Publisher Name Includes, 2014.
  11. Indarti, Dwi, Hutami Dewi, and Setiya Aji Sukma. “Cinta Lingkungan Sebagai Implementasi Nilai Karakter Religius: SuatuPersefektif Berdasarkan Efesus 5 : 1-21.” Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan 4, no. 31 (2020): 1–18.
  12. Joseph Thayer. A Greek-English Lexicon of the New Testament (Abridged and Revised Thayer Lexicon). Ontario,. Canada: Online Bible Foundation,BibleWorks, v.9., 1997.
  13. Kittel, Gerhard, Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the New Testament Volume I. Grand Rapids: Eerdmanns, 1985.
  14. Kittle Gerhard, Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley. Theological Dictionary of the New Testament Volume VI (Abridged. America: Grand Rapids: Eerdmanns, 1985.
  15. Louw E Johanes and Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of the New Testament: Based on Semantic Domains. 2 Vols. 2nd Ed. New York: United Bible Societies, BibleWorks, v.9., 1989.
  16. Lumampow, Lisa Sofia, and Yunus D A Laukapitang. “Makna Wajib Hidup Sama Seperti Kristus Telah Hidup Berdasarkan Surat 1 Yohanes 2: 1-6 Dan Implementasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini.” Repository Skripsi Online 1, no. 1 (2019): 25–31.
  17. Lumintang, Marcellius, Binsar Mangaratua Hutasoit, and Clartje S E Awulle. “Memahami Imago Dei Sebagai Potensi Ilahi Dalam Pelayanan Kristiani.” EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, no. 1 (2018): 39–54.
  18. Manafe, Yanjumseby Yeverson. “Makna Unkapan ‘Jangan Hidup Lagi Sama Seperti Orang-Orang Yang Tdak Mengenal Allah Dengan Pikirannya Yang Sia-Sia’ Menurut Efesus 4: 17.” SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual 2, no. 2 (2016): 21–36.
  19. Newman, Barclay M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1993.
  20. Newman M. Barclay. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. (Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft ), BibleWorks, v.9., 1993.
  21. Parrangan, Yan J B. “Keteladanan Hamba Tuhan Energi Kemajuan Rohani Jemaat.” Jurnal Teologi Pondok Daud 6, no. 1 (2020): 100–111.
  22. Riniwati, Riniwati. “Iman Kristen Dalam Pergaulan Lintas Agama.” Jurnal Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 1 (2016): 21–36.
  23. Santo, Joseph Christ. “Makna dan Penerapan Frasa Mata Hati yang Diterangi dalam Efesus 1: 18-19.” Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (October 2018): 1–12.
  24. Sarumaha, Nurnilam. “Pengudusan Progresif Orang Percaya Menurut 1 Yohanes 1: 9.” KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 5, no. 1 (2019): 1–11.
  25. Siahaan, Harls Evan Rianto. “Hikmat Sebagai Implikasi Pendidikan Kristiani: Refleksi 1 Raja-Raja 3:1-15.” DUNAMIS: Jurnal Penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani 1, no. 1 (2016): 15–30.
  26. Sumiwi, Asih Rachmani Endang. “Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2.” Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (2018).
  27. Sunarko, Andreas Sese. “Implikasi Keteladanan Yesus Sebagai Pengajar Bagi Pendidikan Kristen Yang Efektif Di Masa Kini.” REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 5, no. 2 (2020): 118–131.
  28. Sutoyo, Daniel. “Gaya Hidup Gereja Mula-Mula Yang Disukai Dalam Kisah Para Rasul 2: 42-47 Bagi Gereja Masa Kini.” Jurnal Antusias 3, no. 6 (2014): 1–31.
  29. Tampasigi, Ril, and Peniel C D Maiaweng. “Tinjauan Teologis Tentang Takut Akan Tuhan Berdasarkan Kitab Amsal Dan Implementasinya Dalam Hidup Kekristenan.” Jurnal Jaffray 10, no. 1 (2012): 118–147.
  30. Tampenawas, Alfons Renaldo, Erna Ngala, and Maria Taliwuna. “Teladan Tuhan Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi Guru Kristen Masa Kini.” EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership 1, no. 2 (2020): 214–231.
  31. Tino, Siska Arista, and Pestaria Happy Kristiana. “Menerapkan Konsep Hidup Menjadi Anak-Anak Terang Berdasarkan Efesus 5: 1-21 Bagi Remaja GPdI Samiri, Serui, Papua.” EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 4, no. 2 (2021): 183–196.
  32. Umrati, and Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan. Sulawesi Selatan: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020.
  33. Theological Dictionary Of The New Testament Volume VI (Abridged). Grand Rapids: Eerdmanns, 1985.