Bidang kajian “hermeneutika” kerap menjadi bahan perdebatan, tidak saja dalam ranah teologi namun juga filsafat kontemporer. Filsuf seperti Gadamer dan Ricoeur kerap dirujuk sebagai narasumber yang otoritatif dalam membahas hermeneutika kontemporer. Demikian juga, hermeneutika Pentakostal telah menjadi salah satu topik hangat di antara para ahli studi Pentakosta, dengan pertanyaan utama antara lain: adakah perbedaan esensial antara hermeneutika Pentakostal dan hermeneutika non-Pentakostal? Jika ada, di manakah letak perbedaannya?
Ada empat artikel utama berkaitan dengan tema edisi kedua ini, berturut-turut adalah: (a) hermeneutika Teologi Pentakostal (Jefri Hina Remi Katu); (b) kosmologi biblika berdasarkan pembacaan ulang atas Kejadian 1:1-2 (V. Christianto & F. Smarandache); (c) membedakan roh (Cheong Weng Kit); dan (d) seputar gerakan dan hermeneutika feminisme (Yahya Afandi). Meskipun artikel-artikel yang dimuat dalam edisi ini cukup selektif dibandingkan dengan luasnya topik hermeneutika Pentakostal, namun kiranya dapat memberikan gambaran tentang diskusi terkini seputar topik-topik ini. 

DOI: https://doi.org/10.54345/jta.v1i2

Published: 2021-11-05